
Sejarah indonesia
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia
adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di
antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487
pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara.

Sejarah
Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia
menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika
Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan
Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal
abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai
kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah
Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan
Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia-Belanda menyatakan
kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai
hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses
demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri
dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis
terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia.Semboyan
nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"),
berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan
wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Indonesia juga anggota dari PBB dan
satu-satunya anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari
1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap
dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya
Indonesia pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan
anggota dari ASEAN, APEC, OKI, G-20 dan akan menjadi anggota dari OECD.
Sejarah awal
Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh
antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan
Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang
lalu. Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini,
bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan
menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke
wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat yang ideal bagi
pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad
ke-8 SM,menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil
tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi. Selain itu, Indonesia
yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau, telah
menjadi jalur pelayaran antara India dan Cina selama beberapa abad.. Sejarah
Indonesia selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan
tersebut.
Sejak abad ke-1 kapal dagang Indonesia telah
berlayar jauh, bahkan sampai ke Afrika. Sebuah bagian dari relief kapal di candi
Borobudur, k. 800 M.
Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha,
beberapa kerajaan terbentuk di pulau Kalimantan, Sumatra, dan Jawa sejak abad
ke-4 hingga abad ke-14. Kutai, merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang
berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di wilayah
barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan
Tarumanegara. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari
tahun 669 M sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat
di Jambi, Sumatera. Sriwijaya mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan
maritim yang paling perkasa di Nusantara. Wilayah kekuasaannya meliputi
Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat
Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan. Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara
abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra dan Sanjaya berhasil mengembangkan
kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan peninggalan bersejarahnya
seperti candi Borobudur dan candi Prambanan. Di akhir abad ke-13, Majapahit
berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada,
kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan sering
disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.
Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia
melalui Gujarat, India, kemudian membawa agama Islam. Selain itu pelaut-pelaut
Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He) yang beragama Islam,
juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal abad ke-15. Para pedagang-pedagang
ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. Samudera Pasai
yang berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia.
Kolonialisme
Indonesia juga merupakan negara yang dijajah
oleh banyak negara Eropa dan juga Asia, itu disebabkan Indonesia sejak zaman
dahulu merupakan negara yang kaya akan hasil alamnya yang melimpah, hingga
membuat negara-negara Eropa tergiur untuk menjajah dan bermaksud menguasai
sumber daya alamnya untuk pemasukan bagi negaranya, Negara-negara yang pernah
menjajah diantaranya adalah;
Portugis pada tahun 1509, hanya Maluku, lalu
berhasil diusir pada pada tahun 1595
Spanyol pada tahun 1521, hanya Sulawesi Utara,
tetapi berhasil diusir pada tahun 1692.
Belanda pada tahun 1602, seluruh wilayah
Indonesia.
Perancis secara tidak langsung menguasai Jawa
pada periode 1806-1811 karena Kerajaan Belanda takluk kepada kekuatan Perancis.
Ketika Louis Bonaparte adik Napoleon Bonaparte naik takhta Belanda pada tahun
1806, maka secara otomatis jajahan Belanda jatuh ke tangan Perancis. Periode ini
berlangsung pada pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada
tahun 1808-1811. Berakhir pada tahun 1811 ketika Inggris mengalahkan kekuatan
Belanda-Perancis di pulau Jawa.
Inggris pada tahun 1811, sejak
ditandatanganinya Kapitulasi Tungtang yang salah satunya berisi penyerahan Pulau
Jawa dari Belanda kepada Inggris, Pada tahun 1814 dilakukanlah Konvensi London
yang isinya pemerintah Belanda berkuasa kembali atas wilayah jajahan Inggris di
Indonesia. Lalu baru pada tahun 1816, pemerintahan Inggris di Indonesia secara
resmi berakhir..
Jepang pada tahun 1942, hanya 3,5 tahun, dan
berakhir pada tahun 1945, sejak kekalahan Jepang kepada sekutu.
Ketika orang-orang Eropa datang pada awal abad
ke-16, mereka menemukan beberapa kerajaan yang dengan mudah dapat mereka kuasai
demi mendominasi perdagangan rempah-rempah. Portugis pertama kali mendarat di
dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Sunda Kelapa, tapi dapat diusir
dan bergerak ke arah timur dan menguasai Maluku. Pada abad ke-17, Belanda muncul
sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan Britania
Raya dan Portugal (kecuali untuk koloni mereka, Timor Portugis). Pada masa
itulah agama Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi imperialisme
lama yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold, Glory, and Gospel.[22] Belanda
menguasai Indonesia sebagai koloni hingga Perang Dunia II, awalnya melalui VOC,
dan kemudian langsung oleh pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19.
Johannes van den Bosch, pencetus
Cultuurstelsel.
Di bawah sistem Cultuurstelsel (Sistem
Penanaman) pada abad ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa dilaksanakan di
Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak dapat dihasilkan
VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah 1870, sistem ini
dihapus. Setelah 1901 pihak Belanda memperkenalkan Kebijakan Beretika, yang
termasuk reformasi politik yang terbatas dan investasi yang lebih besar di
Hindia-Belanda.
Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda
dijajah oleh Jerman, Jepang menguasai Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia
pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para pejuang Indonesia merupakan rekan
perdagangan yang kooperatif dan bersedia mengerahkan prajurit bila diperlukan.
Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara diberikan
penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.
Indonesia merdeka
Soekarno-Hatta, presiden dan wakil presiden
pertama Indonesia.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite
untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di
bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang pada saat itu sedang bulan Ramadhan.
Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan
Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan
perdana menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda
mengirimkan pasukan mereka.
Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan
kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi kepolisian'
(Politionele Actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi Militer.
Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949
sebagai negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat setelah mendapat
tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama Amerika Serikat. Mosi
Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya negara
kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat. Soekarno
kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan
Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan
Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan non-blok pada awalnya,
kemudian menjadi lebih dekat dengan blok sosialis, misalnya Republik Rakyat Cina
dan Yugoslavia. Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer
terhadap negara tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"), dan ketidakpuasan terhadap
kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus
kejadian G30S yang menyebabkan kematian 6 orang jenderal dan sejumlah perwira
menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya Orde Baru yang
segera menuduh Partai Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini
dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi
nasional menjadi berdasarkan paham sosialis-komunis. Tuduhan ini sekaligus
dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden
Soekarno.
Hatta, Sukarno, dan Sjahrir, tiga pendiri Indonesia.
Jenderal Soeharto menjadi presiden pada tahun
1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman komunisme. Sementara
itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa,
ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh,
sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri,
tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut kewarganegaraannya. Tiga
puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru, sementara masa
pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.
Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan
berhasil mendatangkan investasi luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia
dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal
rezim Orde Baru kebijakan ekomomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom
lulusan Departemen Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil
"Mafia Berkeley", Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang meluas dan dia akhirnya dipaksa
turun dari jabatannya setelah aksi demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi
negara yang memburuk pada tahun 1998.
Dari 1998 hingga 2001, Indonesia mempunyai tiga
presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati
Sukarnoputri. Pada tahun 2004 pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan
dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.
Indonesia
kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian bernuansa
agama di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk mendapatkan
kemerdekaan, terutama Papua. Timor Timur akhirnya resmi memisahkan diri pada
tahun 1999 setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah
administrasi PBB menjadi negara Timor Leste.
Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan
Nias dilanda dua gempa bumi besar yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa.
(Lihat Gempa bumi Samudra Hindia 2004 dan Gempa bumi Sumatra Maret 2005.)
Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang menghantam
Pantai Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur di Sidoarjo pada 2006
yang tidak kunjung terpecahkan.

No comments:
Post a Comment